Blog Archive

Sunday, January 12, 2014

Mie Aceh Jaly-jaly di BSD

Cita rasa yang pas membuat namanya cukup dikenal di kalangan pecinta kuliner asal Aceh. Bumbu rempah yang terasa khas membawa kenangan perantau akan kota kelahiran.

Belum genap tiga bulan, Mie Aceh Jaly-jaly yang telah banyak membuka cabang di seantero ibukota ini, kini hadir di Bumi Serpong Damai. Seakan ingin menjawab kerinduan warga keturunan Aceh di Serpong, sepiring mie aceh dapat dijumpai di ruko Golden Viena sektor 12.



Tidaklah sulit untuk menemukan Mie Aceh Jaly-jaly. Lokasinya cukup strategis karena terletak di tepi jalan masuk menuju sektor 12 dari arah Viktor/ Muncul / Pamulang dan Tangerang. Resto ini juga mudah dikenali karena paling terang di antara ruko sederetnya.

Tempat makan ini terbilang sederhana, tidak ada pintu masuk khusus. Pemandangan ketika kali pertama memasuki resto ini justru disambut dengan dua lemari almunium di kiri kanan dan wajan penggorengan yang berdiameter besar.


Melangkah lebih dalam, ada sekitar 9 meja kayu dengan masing-masing memiliki empat bangku di atas ubin putih. Sementara, sepanjang dindingnya dihiasi foto-foto menu mereka.


Menu Mie Aceh Jaly-jaly ternyata beragam, mulai dari makanan berat hingga cemilan yang tentunya khas kota yang dikenal dengan mana Serambi Mekah itu. Di resto yang buka dari jam makan siang hingga pukul 22.00 WIB ini menyajikan mie, nasi, roti cane, sampai rujak.


Sebagai menu pembuka, tidak ada salahnya untuk mencoba Roti Cane Susu (IDR 15K). Di sini roti cane atau roti canai yang tidak hanya terkenal negara asalnya, India, tersebut disajikan dalam rupa yang telah disuwir. 

Warnanya putih kekuningan, dihiasi corak garis-garis kecoklatan akibat panas wajan. Penampilan cantik ini semakin memikat karena disiram susu kental manis.

Sementara, mie yang menjadi menu andalan hadir dalam dua pilihan, spesial dan biasa. Mie yang digunakan adalah mie kuning Hokkien.  Tidak hanya digoreng atau direbus, Mie Aceh Jaly-jaly juga mengolahnya dengan ditumis.

Mungkin sebagian penikmat kuliner jarang menemukan mie yang diolah dengan ditumis. Pelayan Mie Aceh Jaly-jaly menjelaskan, mie masak tumis ini dapat juga disebut mie ‘nyemek’ alias sedikit basah karena dikucuri air saat digoreng.

Apakah rasanya aneh? Justru cara tumis ini cita rasa paling menyenangkan untuk menikmati mie yang berisi tauge, irisan tomat merah, daun bawang, daging kambing berpotongan dadu, dan tentunya kuah sarat dengan rasa rempah-rempah ini.

Desis wajan dari pos masak di teras depan ruko menandakan Mie Aceh Biasa (IDR 15K) yang dipesan tengah diracik koki yang juga warga keturunan Aceh.


Tak lama, wangi harum yang berasal dari penggorengan pun segera tercium di meja makan. Dalam penyajiannya, mie aceh dapat dinikmati bersama emping, potongan timun, dan bawang merah sebagai acar yang menyegarkan. Sesegar ingatan yang kembali melayangkan kenangan pada propinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatera tersebut.



Petanya nih ya petanya...


** Di artikel kali ini bahasa gimana? udah makin serius belom? 
Maaf ya angle fotonya jelek, udah malem, foto enggak pake mikir karena otaknya lagi dipake mikirin dosa-makan-lebih-dari-jam-9-malam**

1 comment: