Cita rasa yang pas membuat namanya
cukup dikenal di kalangan pecinta kuliner asal Aceh. Bumbu rempah yang terasa
khas membawa kenangan perantau akan kota kelahiran.
Belum genap tiga bulan, Mie Aceh
Jaly-jaly yang telah banyak membuka cabang di seantero ibukota ini, kini hadir
di Bumi Serpong Damai. Seakan ingin menjawab kerinduan warga keturunan Aceh di
Serpong, sepiring mie aceh dapat dijumpai di ruko Golden Viena sektor 12.
Tidaklah sulit untuk menemukan
Mie Aceh Jaly-jaly. Lokasinya cukup strategis karena terletak di tepi jalan
masuk menuju sektor 12 dari arah Viktor/ Muncul / Pamulang dan Tangerang. Resto
ini juga mudah dikenali karena paling terang di antara ruko sederetnya.
Tempat makan ini terbilang
sederhana, tidak ada pintu masuk khusus. Pemandangan ketika kali pertama
memasuki resto ini justru disambut dengan dua lemari almunium di kiri kanan dan
wajan penggorengan yang berdiameter besar.
Melangkah lebih dalam, ada sekitar
9 meja kayu dengan masing-masing memiliki empat bangku di atas ubin putih. Sementara,
sepanjang dindingnya dihiasi foto-foto menu mereka.
Menu Mie Aceh Jaly-jaly ternyata
beragam, mulai dari makanan berat hingga cemilan yang tentunya khas kota yang
dikenal dengan mana Serambi Mekah itu. Di resto yang buka dari jam makan siang hingga pukul 22.00 WIB ini menyajikan mie, nasi, roti cane,
sampai rujak.
Sebagai menu pembuka, tidak ada
salahnya untuk mencoba Roti Cane Susu (IDR 15K). Di sini roti cane atau roti
canai yang tidak hanya terkenal negara asalnya, India, tersebut disajikan dalam
rupa yang telah disuwir.
Warnanya putih kekuningan, dihiasi corak
garis-garis kecoklatan akibat panas wajan. Penampilan cantik ini semakin memikat
karena disiram susu kental manis.
Sementara, mie yang menjadi menu
andalan hadir dalam dua pilihan, spesial dan biasa. Mie yang digunakan adalah mie
kuning Hokkien. Tidak hanya digoreng
atau direbus, Mie Aceh Jaly-jaly juga mengolahnya dengan ditumis.
Mungkin sebagian penikmat kuliner
jarang menemukan mie yang diolah dengan ditumis. Pelayan Mie Aceh Jaly-jaly menjelaskan,
mie masak tumis ini dapat juga disebut mie ‘nyemek’ alias sedikit basah karena
dikucuri air saat digoreng.
Apakah rasanya aneh? Justru cara
tumis ini cita rasa paling menyenangkan untuk menikmati mie yang berisi tauge,
irisan tomat merah, daun bawang, daging kambing berpotongan dadu, dan tentunya
kuah sarat dengan rasa rempah-rempah ini.
Desis wajan dari pos masak di
teras depan ruko menandakan Mie Aceh Biasa (IDR 15K) yang dipesan tengah diracik
koki yang juga warga keturunan Aceh.
Tak lama, wangi harum yang berasal
dari penggorengan pun segera tercium di meja makan. Dalam penyajiannya, mie
aceh dapat dinikmati bersama emping, potongan timun, dan bawang merah sebagai acar yang menyegarkan. Sesegar ingatan yang kembali melayangkan kenangan pada propinsi yang terletak di ujung Pulau Sumatera tersebut.
** Di artikel kali ini bahasa gimana? udah makin serius belom?
Maaf ya angle fotonya jelek, udah malem, foto enggak pake mikir karena otaknya lagi dipake mikirin dosa-makan-lebih-dari-jam-9-malam**
mantap,,,
ReplyDelete