Blog Archive

Monday, October 19, 2015

Cambodia: Vehicle Horn, Camry, and USD

Cambodia imigration gate imigrasi kamboja thailand
Pintu imigrasi Kamboja
Roda bus berputar kencang. Barang kali kecepatannya melebihi 60km/jam saat melintasi jalan beraspal yang hampir dapat dikatakan mulus. Bunyi klakson bus yang menyahut dari kemudi sopir diiringi dengan lepasan rem angin. Banyak kendaraan dari tepi jalan yang tiba-tiba masuk ke jalanan berlajur dua itu. Welcome to Cambodia!

Bus yang ditumpangin dalam perjalanan kali ini adalah direct bus Bangkok - Siem Reap. Maksudnya direct bus ini adalah penumpang tidak harus berganti bus dari bus Thailand ke bus Kamboja saat diperbatasan. Bus akan menunggu di antara imigrasi Thailand dan Kamboja saat penumpangnya turun mengurus cap paspor mereka (berbahagialah sebagai warga Indonesia, Kamboja termasuk dalam negara ASEAN yang tidak mengharuskan pelancong asal Indonesia membayar Visa on Arrival (VOA) di perbatasan).



Suasana di perbatasan Kamboja seperti negara India yang muncul dalam film-film, ramai orang dan sedikit kumuh. Bus melaju meninggalkan deretan kios-kios dan orang-orang yang secara rupa mirip dengan orang Indonesia. Sementara itu, pemandangan sawah yang membentangan sepanjang jalan selepas imigrasi Kamboja tidak terlalu menarik untuk dinikmati. Mungkin karena di Indonesia juga toh banyak sawah :) 

Setelah tiga puluh menit berlalu, mulai ada tanda-tanda kehidupan. Beberapa rumah, tempat pengisian bahan bakar, lalu lalang kendaraan bermotor, dan sekolah tingkat dasar hingga menengah atas. Jalanannya mirip dengan jalanan antar daerah di Pulau Jawa. Kendaraan yang dilewati bus juga cukup familiar. Motor-motor kebanyakan Honda Astrea, meski ada juga yang lebih baru seperti body Honda Kharisma dan Suzuki Satria.

Mobil di Kamboja lebih menarik. Sepertinya Toyota punya peranan besar dalam meramaikan jalanan di Kamboja. Sejak awal bus melaju setelah perbatasan, sudah tidak terhitung lagi jumlah sedan Camry yang dilewati. Jumlah Camry di Kamboja mungkin dapat disamakan dengan Avanza di Indonesia. Dari ujung pelosok sampai ibu kotanya, Phnom Penh, mayoritas mengendarai Camry. 

Hal yang semakin membuat menarik, kemudi mobil-mobil di Kamboja berada di sebelah kiri! Sementara mereka melaju di lajur kanan.

Kendaraan di ibu kota Phnom Penh lebih bervariasi. Mulai dari tuk-tuk, motor, sampai Ferrari ada. Tapi yang tetap sama adalah semuanya senang mengklakson! Terlebih tuk-tuk dan motor yang aktif banget ngebel di tiap persimpangan atau lampu merah. Kedua kendaraan ini juga hobi lawan lampu merah, menerobos jalur arah berlawanan, persis kayak di Jakarta yang motor aja menjadi "sah" melintasi trotoar. Hew!

Menu halal KFC Kamboja
KFC insyaAllah Halal!
Sebelum berkunjung ke Kamboja lebih baik menyiapkan dana dalam United State Dollar (USD) karena hampir semua transaksi di sana menggunakan mata uang tersebut. Mulai dari naik tuk-tuk, beli oleh-oleh, akomodasi, dan lain-lain. Kamboja punya mata uang Riel, tapi hanya dipakai laiknya 'sen'. Seperti harga paket KFC So Good untuk satu nasi, dua ayam, acar wortel dan timun, telor dadar, dan minuman soda yang senilai $4.60. Jadi kalau bayar dengan $5 selembar, maka akan dikembalikan sekitar 1600 riel karena $1 = 4100 riel (saat ini).




*Mohon maaf lahir dan batin dulu ya. Foto di Kamboja sedikit sekali karena ternyata bawa SD Card 2Gb untuk kamera 8 Mp selama 12 hari itu kurang!!*

No comments:

Post a Comment